TUGAS TEORI
AKUNTANSI
BAB 4
Pendekatan
tradisional untuk perumusan teori akuntansi
PENDEKATAN
TRADISIONAL UNTUK
PERUMUSAN TEORI
AKUNTANSI
Makalah
untuk memenuhi tugas matakuliah Teori
Akuntansi
yang dibina oleh H. Eka Ananta Sidharta, S.E.,
M.M.Ak.
oleh
ASHFA EL FAJRIYYA H.A 120422403180
SUTRIA
KUMALASARI 120422403192
UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
Oktober 2014
PENDEKATAN
TRADISIONAL UNTUK
PERUMUSAN TEORI
AKUNTANSI
A. Hakikat
Akuntansi: Berbagai Gambaran
Akuntansi
sebagai seni maupun sebagai aktivitas jasa dan secara tidak langsung menyatakan
bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang dianggap bermanfat untuk suatu
bidang tertentu. The Handbook of
Accounting mengidentifikasi berbagai bidang yang memanfaatkan akuntansi
yaitu: laporan keuangan, penentuan dan perencanaan pajak, audit independen, sistem-sistem
pemrosesan data dan informasi, akuntansi biaya dan manajemen, akuntansi
pendapatan nasional, dan konsultasi manajemen.
Para
akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam
menguraikan perbedaan teori-teori akuntansi. Beberapa gambaran tersebut antara
lain.
1. Akuntansi sebagai ideologi
Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologis, sebagai sarana untuk mendukung dan melegitimasi
tatanan sosial, ekonomi, dan politik saat ini. Akuntansi juga
dipandang sebagai mitos, simbol, dan
kegiatan ritual yang mengizinkan penciptaan suatu tatanan simbolis yang di
dalamnya agen-agen sosial dapat saling
berinteraksi. Kedua pandangan ini mewujud dalam pandangan umum bahwa akuntansi
juga instrumen rasionalisasi ekonomi dan alat system kapitalisme (Weber),
2. Akuntansi sebagai bahasa
Pengakuan akuntansi sebagai bahasa yang didasarkan
pada identifikasi adanya dua komponen: (1) Simbol-simbol atau karakteristik
leksikal suatu bahasa adalah unit-unit yang mengandung arti atau kata-kata yang
dapat diidentifikasi dalam setiap bahasa dan (2) Tata Bahasa suatu bahasa
mengacu pada susunan sintaksis yang terdapat dalam setiap bahasa. Dalam akuntansi,
tata bahasa merujuk pada serangkaian prosedur umum yang digunakan dan diikuti
dalam penyusunan seluruh data keuangan untuk keperluan bisnis.
3. Akuntansi sebagai catatan historis
Akuntansi dipandang sebagai sebuah cara penyajian
sejarah perusahaan data transaksi yang dilakukannya dengan pihak lain. Catatan
akuntansi menyediakan pertanggungjawaban manajer atas sumber-sumber daya yang
disediakan pemilik. Pengukuran konsep tanggungjawab telah dikembangkan dari
waktu ke waktu.
Periode pure
custodial dan traditional custodial
mengacu pada kepentingan agen mengembalikan sumber-sumber daya secara lengkap
kepada principal yang menetapkan tugas-tugas minimal dalam melaksanakan
tugas-tugas minimal dalam melaksanakan fungsi pemeliharaan. Periode asset-utilization mengacu pada
kepentingan agen untuk menetapkan inisiatif pemakaian asset secara mendalam
agar sesuai dengan rencana yang telah disepakati. Periode open-ended mengacu
pada kemungkinan agen merencanakan aliran pemanfaatan asset.
4. Akuntansi sebagai realita ekonomi masa kini
Argumen yang mendasarinya adalah bahwa baik neraca
maupun laporan laba-rugi seharusnya didasarkan pada taksiran yang menggambarkan
realitas ekonomi daripada kos histories.
5. Akuntansi sebagai sistem informasi
Akuntansi sebagai proses yang menghubungkan sumber
informasi atau transmitter (biasanya
akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal).
Pandangan ini memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual maupun
secara empiris, (1) pandangan ini mengasumsikan bahwa system akuntansi
merupakan satu-satunya system pengukuran formal dalam organisasi, (2) pandangan
ini memunculkan kemungkinan desain system akuntansi yang optimal yang memiliki
kemampuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat.
6. Akuntansi sebagai sebagai komoditas
Sebagai sebuah komoditas umum, akuntansi menjadi dasar
ideal untuk pengaturan yang berdampak terhadap kebijakan umum dan memantau
seluruh bentuk perjanjian antarorganisasi dengan lingkungannya.
7. Akuntansi sebagai mitos
Akuntansi menciptakan mitos yang merupakan cara mudah
memahami dunia ekonomi dan menjelaskan fenomena kompleks. Melalui akuntansi,
suatu fenomena ekonomi kompleks diterjemahkan bagi para pengguna dengan cara
yang lebih mudah dan dapat dimengerti, sehingga menciptakan lebih banyak mitos daripada kenyataan. Sebagai
akibatnya, pengumpulan informasi akuntansi menjadi suatu ritual yang diharapkan
dan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa telah dibuat pilihan-pilihan cerdas dan
bahwa terdapat suatu komitmen untuk melakukan penerapan secara sitematis.
8. Akuntansi sebagai alasan logis
Akuntansi mungkin digunakan untuk melekatkan makna terhadap peristiwa dan karenanya
menyediakan suatu justifikasi bagi kejadian mereka di masa datang. Dengan
adanya ketidaktepatan dan ketidakpastian yang melingkupi kebanyakan angka
akuntansi, akuntansi mungkin digunakan sebagai suatu cara untuk melegitimasi
pemunculannya.oleh sebab itu, akuntansi menjadi suatu perisai jaminan atau
sertifikasi otoritas terhadap angka tersebut dan menyediakan suatu alasan pemikiran
atas tindakan yang berdasarkan pada angka tersebut.
9. Akuntansi sebagai perumpamaan
Akuntansi memberikan kontribusi terhadap penciptaan
suatu gambaran atau citra dari organisasi. Akuntansi bertindak sebagai suatu
gambaran organisasi melalui peristiwa yang telah diseleksi dan transaksi yang
terjadi di organisasi. Konsekuensinya adalah timbul perasaan akan pentingnya
akuntansi dan konsepsi tertentu mengenai realitas organisasi. Konsekuensi kedua
adalah gambaran yang diciptakan dari interprestasi terseleksi dan penyajian
beberapa peristiw selanjutnya menciptakan suatu lingkungan yang stabil dan
pasti serta menjadi dasar dari pengambilan keputusan.
10. Akuntansi sebagai percobaan
Akuntansi cukup fleksibel untuk mengakomodasi
bebrbagai situasi, mengadaptasi solusi-solusi batu untuk masalah baru, dan
beradaptasi terhadap kasus-kasus yang paling kompleks. Perusahaan dapat
melakukan percobaan melalui pemakaian data, teknik, laporan atau pengungkapan
akuntansi yang berbeda agar sesuai dengan lingkungan tertentu yang mereka
miliki dan untuk beradaptasi terhadap konsi yang berubah dan bukannya terhambat
atau terpaku terhadap pendekatan konvensional yang sama.
11. Akuntansi sebagai distorsi
Karena akuntansi digunakan untuk mengendalikan atau
mempengaruhi tindakan baik dari pengguna internal maupun eksternal, akuntansi
menjadi sasaran ideal bagi pihak yang mencoba untuk memanipulasi arti dari
pesan yang akan dilihat oleh pengguna. Perilaku disfungsional mencakup
pengiriman pesan yang tidak jujur atau distorsi, yaitu suatu yang diharapkan
oleh suatu manajemen untuk diinterprestasikan dengan cara-cara yang tidak
konsisten dengan keyakinanaktual mereka mengenai akibat yang belum diteliti
dari keputusan mereka. Insentif untuk memanipulasi pesan yang hendak pengguna
internal maupun pengguna eksternal dari adanya kebutuhan untuk memastikan atau
meyakinkan bahwa pesan tertentu akan menciptakan perilaku tertentu dari
pengguna internal atau eksternal.
B. Penyusunan Dan Verifikasi Teori
Walaupun akuntansi merupakan sekumpulan teknik yang
dapat digunakan dalam bidang spesifik, namun praktiknya dilakukan dalam
kerangka konseptual implicit yang terdiri dari prinsip-prinsip dan
praktik-praktik yang telah diterima oleh profesi, dikarenakan oleh kegunaan dan
logika yang dikandungnya. Petunjuk yang disebut sebagai ‘prinsip-prinsipn akuntansi berterima umum/PABU (Generally
Accepted Accounting Principles/GAAP) ini mengarahkan profesi akuntansi
dalam pemilihan teknik-teknik akuntansi dan dalam penyiapan laporan keuangan
dengan suatu cara yang dianggap sebagai praktek terbaik.
Teori seharusnya tunduk terhadap pengujian yang
bersifat logis dan empiris untuk membuktikan keakuratannya. Jika suatu teori
bersifat matematis, pembuktian sebaiknya diprediksi melalui konsistensi logis.
Apabila teori didasarkan pada fenomena fisik atau social, pembuktiannya
sebaiknya diprediksi melalui hubungan antara kejadian-kejadian dan
observasi-observasi sesungguhnya yang digunakan untuk membuat kesimpulan. Suatu
teori akuntansi seharusnya dapat menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi
yang ada: saat sejumlah fenomena muncul, fenomena-fenomena tersebut diharapkan
dapat membuktikan kebenaran teori tersebut.
C. Hakikat Teori Akuntansi
Pada awalnya tidak ada teori akuntansi yang
komprehensif. Banyak teori muncul karena dipakainya pendekatan-pendekatan yang
berbeda dalam penyusunan teori akuntansi atau dari upaya pengembangan teori
yang sudah ada sebelumnya dan bersifat setengah jadi (middle range), daripada melalui pengembangan suatu teori yang
komprehensif. Namun ada beberapa pencetus teori yang berpendapat
sebaliknya. E.S Hendrikson mendefinisikan teori akuntansi sebagai sekumpulan
prinsip-prinsip luas yang (1) menyajikan suatu kerangka acuan umum di mana
praktek akuntansi dapat dinilai, dan (2) mengarahkan pengembangan praktek dan
prosedur baru. McDonald berargumen bahwa akuntansi menggunakan penyajian secara
simbolis atau symbol ‘debit’, ‘kredit’, dan semua terminologi yang digunakan merupakan symbol yang pantas dan unik
untuk bidang akuntansi; akuntansi menggunakan aturan penerjemahan, penyandian
(penyajian kejadian dan transaksi ekonomi secara simbolis) merupakan suatu proses
pengubahan ke dan dari simbol-simbol; dan
akuntansi menggunakan aturan manipulasi, teknik-teknik untuk menetapkan profit
sebaiknya didasarkan pada aturan untuk memanipulasi simbol-simbol akuntansi.
D. Metodologi Dalam Perumusan Teori Akuntansi
Suatu metodologi juga diperlukan dalam penyusunan
teori akuntansi. Perbedaan opini, pendekatan, dan penilaian di antara praktik
dan penelitian akuntansi menyebabkan munculnya dua metodologi: deskriptif, dan
normatif. Teori akuntansi deskriptif menggunakan metodologi
secara tradisional dalam penyusunan teori akuntansi dan merupakan sebuah upaya
untuk menilai apa yang terjadi melalui penyusunan praktek-praktek akuntansi sedangkan
teori akunatansi normative merupakan sebuah upaya untuk menilai sejumlah
praktek yang seharusnya dapat digunakan. Inventory
of Generally Accepted Accounting Principles for Bussiness Enterprise (Paul
Grady), Accounting Priciples Board (APB) Statement No 4 merupakan bentuk
pendekatan deskriptif dalam akuntansi. A
Statement of Basic Accounting Theory (American Accounting Association)
merupakan bentuk pendekatan normatif dari akuntansi.
E. Pendekatan Untuk Perumusan Teori
Akuntansi
Pendekatan tradisional untuk menyusun teori akuntansi
antara lain.
·
Pendekatan Non-teoritis
Berupa pendekatan pragmatis dan pendekatan otoriter.
Pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan
penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran
solusi praktis. Pendekatan otoriter dalam penyusunan teori akuntansi yang
umumnya digunakan oleh organisasi profesi terdiri dari penyajian sejumlah
peraturan praktik-praktik akuntansi.
·
Pendekatan Deduktif
Pendekatan ini dimulai dengan asumsi atau dalil dasar
akuntansi dan konklusi logis yang diperoleh dari sejumlah prinsip akuntansi
untuk menyajikan petunjuk dan dasar bagi pengembangan teknik-teknik akuntansi
selanjutnya. Pendekatan ini bergerak dari kondisi yang bersifat umum (asumsi dasar
tentang lingkungan akuntansi) ke kondisi spesifik (pertama, prinsip-prinsip
akuntansi dan kedua teknik-teknik akuntansi).
- Pendekatan Induktif
Pendekatan ini dimulai dengan serangkaian pengamatan terhadap informasi keuangan dari bisnis perusahaan dan selanjutnya akan diperoleh rumusan, gagasan, serta prinsip-prinsip akuntansi dan pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar hubungan yang terjadi secara berulang. Argumentansi induktif dikatakan membawa keterangan-keterangan yang bersifat khusus (informasi yang menggambarkan hubungan berulang-ulang) ke suatu bentuk yang bersifat umum (dalil-dalil dan prinsip-prinsip akuntansi). - Pendekatan Etis
Bagian utama pendekatan etis terdiri dari konsep
kewajaran (fairness), keadilan (justice), keseimbangan (equity), dan kebenaran (truth). Justice sebagai perlakuan yang seimbang terhadap seluruh pihak yang
berkepentingan, truth sebagai
pelaporan keuangan yang akurat dan benar tanpa adanya kesalahan interpretasi,
dan fairness sebagai penyajian yang wajar, tidak bias, dan tidak memihak.
- Pendekatan Sosiologis
Pendekatan ini menekankan pada akibat-akibat sosial yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi yang
merupakan perluasan konsep kewajaran yang dinamakan social welfare (kesejahteraan sosial). Pendekatan ini mengasumsikan adanya nilai-nilai social yang mapan
yang dapat digunakan sebagai kriteria dalam
penyusunan teori akuntansi.
- Pendekatan Ekonomis
Pendekatan ini menekankan pada pengendalian perilaku indicator-indikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh berbagai praktek akuntansi. Kriteria umum yang digunakan dalam pendekatan ekonomi makro adalah (1) kebijakan dan teknik akuntansi yang digunakan harus menyajikan realitas ekonomi dan (2) pemilihan teknik-teknik akuntansi harus bergantung pada konsekuensi ekonomik. - Pendekatan Ekletik
Pendekatan ini merupakan suatu hasil utama berbagai upaya individu dan profesi maupun organisasi pemerintahan dalam partisipasinya untuk menetapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam akuntansi.
F. Pendekatan Selektif Untuk Perumusan Teori Akuntansi
Pendekatan selektif adalah akibat dari berbagai usaha
oleh individu dan profesional serta organisasi pemerintahan untuk
berpartisipasi dalam pematangan konsep dan prinsip dalam akuntansi. Pendekatan
ini memberikan peningkatan kepada pendekatan baru yang sedang diperdebatkan
dalam literatur : pendekatan peraturan, pendekatan perilaku, pendekatan
kejadian,prediksi, dan positif.
G. Kesimpulan
Pendekatan tradisional terhadap
perumusan suatu teori akuntansi telah menggunakan metodologi normatif atau
metodologi deskriptif, suatu pendekatan teoritis atau nonteoritis, suatu bentuk
alasan deduktif atau induktif, dan telah berfokus pada suatu konsep
“kewajaran”, “kesejahteraan sosial”, atau “kesejahteraan ekonomi”.
Pendekatan tradisional telah
berubah secara perlahan menjadi pendekatan selektif dan mulai digantikan oleh
pendekatan yang lebih baru. Apa pun pendekatan yang dipilih, penting untuk
diingat bahwa suatu teori akuntansi harus dikonfirmasikan untuk dapat diterima.
DAFTAR RUJUKAN
Riahi, Ahmed & Belkaoui. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar